Hasmoko mengungkapkan niatnya untuk mengambil langkah-langkah hukum setelah melakukan investigasi, dengan maksud untuk melaporkan pihak-pihak terkait yang dianggap tidak menerapkan sistem keamanan yang memadai untuk pengunjung dan fasilitas umum di Bromo.
“Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa pengelolaan wisata Bromo-Tengger-Semeru akan menjadi lebih baik di masa depan, dan tidak hanya terfokus pada aspek bisnis semata dalam pengelolaan lahan di Bromo,” ujar Hasmoko.
Sebagai latar belakang, kebakaran hutan dan lahan terjadi di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies di Gunung Bromo akibat flare yang dinyalakan oleh pengunjung selama sesi foto prewedding pada Rabu (6/9) pekan lalu. Karena insiden ini, wilayah wisata Gunung Bromo dan sekitarnya harus ditutup sementara, dengan perkiraan luas lahan yang terdampak mencapai 500 hektar.