“Ketika saya bertemu dengan Pak Luhut, tidak ada hal-hal rahasia. Yang kami diskusikan adalah masalah publik, bukan urusan pribadi Pak Luhut. Saya dianggap menusuk dari belakang. Bagi saya, tidak ada yang dirahasiakan dan tidak ada janji untuk menjaga rahasia,” tambahnya.
Faisal juga mengungkapkan bahwa Luhut tidak setuju dengan larangan ekspor karena khawatir hal tersebut akan membuat harga nikel melonjak di pasar global.
“Jika harga nikel menjadi tinggi, maka perusahaan mobil listrik akan menghindar dari penggunaan nikel,” katanya.
Sebelumnya, Faisal juga menyebut bahwa China telah mendapatkan manfaat besar dari kebijakan hilirisasi nikel Indonesia, dengan persentase keuntungan mencapai 90 persen dari total keuntungan.
Faisal juga mencatat bahwa Indonesia telah bergerak dari status negara agraris, namun belum menjadi negara industri.