JENGGALA.ID – Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong mengatakan rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca data manufaktur Federal Reserve (Fed) Dallas melemah.
“Dallas Fed Manufacturing Index sebesar -19,6 dengan ekspektasi -15,” ujar dia.
Di samping itu, penguatan rupiah terbatas setelah data China yang baru dirilis menunjukkan aktivitas manufaktur lebih lemah dari harapan, yakni 49,2 dengan ekspektasi 50,2.
Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah menguat sebesar 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp15.885 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.890 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turut menguat ke posisi Rp15.897 dari sebelumnya Rp15.916 per dolar AS.