“Saya mungkin kurang paham karena bahasa saya berasal dari daerah pedesaan. Waktu kecil, kita sering melakukan ‘piting-pitingan’ dengan teman-teman. Saya kira ‘piting’ adalah tindakan yang lebih aman karena kita tidak memiliki alat yang berbahaya,” jelasnya, seorang mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
“Kami, sebagai TNI, tidak diperintahkan untuk menggunakan alat seperti zaman dulu. Itu sudah tidak ada lagi,” tambah Yudo.
Baca juga : Janji Pemerintah untuk Masyarakat Pulau Rempang
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Julius Widjojono, sebelumnya juga telah memberikan penjelasan mengenai pernyataan Panglima TNI. Julius menjelaskan konteks dari ucapan Panglima TNI.
“Jika dilihat dalam konteks keseluruhan dalam video tersebut, Panglima TNI sebenarnya sedang menjelaskan bahwa demonstrasi yang terjadi di Rempang telah berpotensi menjadi tindakan anarkis yang berbahaya, baik bagi aparat maupun masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, dia meminta semua pihak untuk menahan diri,” ucap Kapuspen TNI dalam pernyataan pers pada Senin (18/9).