Sebelumnya, Yaqut telah mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin dengan melihat rekam jejak mereka, bukan hanya berdasarkan bicara manis. Dia juga memperingatkan agar tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama untuk kepentingan politik, mengingat pengalaman Pilkada DKI Jakarta 2017 serta Pemilu 2014 dan 2019 yang terdapat politisasi agama.
Waketum PKB, Jazilul Fawaid, merespons pernyataan Yaqut dengan mengatakan bahwa langkah disiplin akan diambil sebagai tanggapan atas pernyataannya yang dianggap tidak pantas sebagai seorang pejabat publik.
Ketum PKB, Muhaimin Iskandar, juga mengkritik pernyataan Yaqut, menyebutnya sebagai omongan seorang buzzer atau pendengung yang tidak semestinya diucapkan oleh seorang menteri.