Sementara itu, mayoritas mata uang negara maju menunjukkan pergerakan positif. Dolar Kanada menguat sebanyak 0,09 persen, Euro Eropa naik 0,05 persen, dan dolar Australia mengalami penguatan sebesar 0,19 persen. Namun, poundsterling Inggris dan franc Swiss stagnan.
Analis DCFX Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penguatan tipis rupiah terjadi karena investor masih menantikan data penjualan ritel AS. Mereka bersikap hati-hati dengan sikap “wait and see” dalam menghadapi data ini. Selain itu, investor juga tetap memantau rilis data inflasi produsen AS yang dijadwalkan malam ini.