Warganet menduga Prof Eddy mungkin takut kalah debat melawan dokter Djaja. Namun bukan itu alasannya. Saksi ahli kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin tersebut merasa kurang seimbang jika harus berdebat melawan dokter Djaja karena berbeda bidang.
“Makanya ketika saya diundang untuk head to head dengan dokter Djaja di podcast itu, saya bukan tidak mau, tapi tidak compatible (seimbang). Itu ibarat membandingkan meja dengan kursi,” ujarnya dalam podcast Diskursus Net, dikutip pada Selasa (17/10/2023).
“Jadi, saya katakan kalau podcast dokter Djaja mau mengimbangi, ya undang dokter Budi Sampurna (yang ada di) berita acara laboratorium forensik, dokter Slamet Purnomo dan dokter Musyafak yang melakukan autopsi,” imbuhnya.
Sebelumnya, Prof Eddy menyebut pernyataan dokter Djaja soal Mirna meninggal bukan karena sianida seperti orang yang asal ngomong di pinggir jalan. Prof Eddy meluruskan ucapannya tersebut.