Alumni Unika Atma Jaya memiliki kemewahan karena dapat menjadi saksi, bahkan pelaku, sejarah perjalanan bangsa. Kampus Unika Atma Jaya menjadi lokus berbagai peristiwa besar, yang selanjutnya menjadi memori kolektif Bangsa Indonesia.
Memori tentang suara, perasaan dan visualisasi setiap peristiwa, membantu pemahaman lebih dalam tentang jejak rekam calon legislator, calon presiden, dan calon wakil presiden.
Pada akhirnya setiap pribadi dimampukan untuk mendengar suara hati, tentang siapa yang harus dipilih. Jika sudah mampu memilih sesuai suara hati yang jernih, maka menang atau kalah tidak menjadi masalah. Sebaliknya kepuasan batin, etika moral, intelektualitas, dan kecendikiawanan telah dimenangkan.
Setelah pemilihan selesai, rakyat Indonesia harus bertanggungjawab pada pilihannya. Tanggungjawab mengawal tidak boleh ada kebijakan politik berbau intoleransi atau kekerasan terhadap rakyat!