Jadi itu ibarat tungku tempat memanaskan Reformasi. Tetapi kini menjadi biasa-biasa saja. Bahkan di kalangan PDI Perjuangan saja sekarang menjadi sayup-sayup saja. Malahan memunculkan anekdot. Suatu saat seorang anggota DPR RI dari PDI Perjuangan bertanya kepada dr. Ribka Ciptaning. “Mbak, apa sih dua tujuh Juli itu? “.
Sungguh menyedihkan. Padahal kalau 27 Juli tidak terjadi, yang bersangkutan tidak mungkin duduk di Senayan, karena sebelumnya yang bisa masuk Senayan hanyalah orang-orang tertentu, orang yang dipoles dan dipelihara untuk menjaga kelanggengan kekuasan.
** Benny/Yustus