“Sebelumnya, BNPB hanya dapat bertindak setelah situasi mencapai tingkat darurat. Sekarang, kami menciptakan formulasi baru yaitu ‘siaga darurat kekeringan’,” tambahnya.
Suharyanto juga mengungkapkan bahwa sejumlah kasus karhutla telah berhasil ditangani. Namun, ia mengingatkan bahwa Indonesia hanya memiliki 22 helikopter water bombing, sedangkan idealnya Indonesia memerlukan 50 helikopter water bombing menghadapi fenomena El Nino.
Ia juga mencatat bahwa biasanya Indonesia memesan helikopter water bombing dari Ukraina atau Rusia, tetapi hubungan antara kedua negara tersebut masih tegang hingga saat ini.
“Di sejumlah daerah seperti Sumatera, Jambi, dan Riau, hujan terus-menerus. Beberapa wilayah seperti Palembang mengalami kebakaran dan asapnya bahkan mencapai Singapura. Beberapa gunung seperti Bromo dan Arjuno telah berhasil dipadamkan. Meskipun begitu, masalah kebakaran sampah masih menjadi perhatian kami dan kami terus berusaha menanganinya,” tutur Suharyanto.