Lavrov menolak proposal perdamaian yang diajukan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan menyatakan bahwa proposal tersebut tidak realistis. Namun, perlu dicatat bahwa proposal tersebut tidak berarti memberikan wilayah Ukraina kepada Rusia atau mengabaikan upaya Kyiv untuk bergabung dengan NATO, dua isu yang menjadi perdebatan antara Moskow dan Barat.
Selain itu, Menteri Luar Negeri Rusia juga menutup kemungkinan Rusia kembali bergabung dalam perjanjian perdagangan Laut Hitam dan mengatakan bahwa Kremlin merasa telah dikhianati. Ia menyatakan, “Alasan utama kami meninggalkan perjanjian ini adalah karena semua yang dijanjikan kepada kami ternyata hanya tipuan belaka.”
Rusia memutuskan hubungan dengan perjanjian tersebut yang dimediasi oleh PBB pada bulan Juli tahun lalu, setelah mengklaim bahwa mereka telah terhambat dalam ekspor bahan pangan mereka sendiri dengan cukup adil. Perjanjian tersebut pada saat itu memungkinkan Ukraina untuk mengekspor biji-bijian yang sangat dibutuhkan melalui laut, meskipun harus melewati blokade Rusia untuk mencapai pasar global.