JENGGALA.ID – Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah dipengaruhi sikap investor yang masih wait and see terhadap rentetan data ekonomi penting dan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan ini.
Pada penutupan perdagangan Senin, mata uang rupiah menguat sebesar 48 poin atau 0,30 persen menjadi Rp15.890 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.938 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia turut menguat ke posisi Rp15.916 dari sebelumnya Rp15.941 per dolar AS.
“Penguatan rupiah dan mata uang regional dan Asia memang agak khusus. Dolar AS masih cukup stabil. Investor cenderung wait and see menantikan serentetan data ekonomi penting dan pertemuan bank sentral utama dunia, terutama FOMC,” kata dia.