Program ini dirancang dengan mempertimbangkan daya beli yang terbatas bagi banyak anak muda di Indonesia. Kartika menyebutkan bahwa dengan skema ini, cicilan rumah diharapkan dapat dimulai dengan angka yang rendah, idealnya di bawah Rp2 juta per bulan, bahkan jika memungkinkan, di bawah Rp1 juta. Hal ini penting agar generasi Z tidak terbebani cicilan yang tinggi, mengingat banyak dari mereka baru memulai karier dan mungkin belum memiliki penghasilan tetap dalam jumlah besar.
Fokus pada Pembangunan Perumahan di Luar Daerah Perkotaan
Selain skema pembiayaan yang ramah bagi Gen Z, KemenBUMN juga sedang mengupayakan pembangunan perumahan yang terjangkau di luar daerah perkotaan besar. Pembangunan ini tidak hanya akan terfokus di kota-kota besar seperti Jakarta, tetapi juga akan mencakup daerah-daerah di luar kota, sehingga lebih banyak anak muda yang tinggal di berbagai wilayah dapat memiliki akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau.