“Ekuinoks adalah bagian dari keunikan Indonesia karena kita dilintasi oleh garis khatulistiwa,” kata BRIN.
Selain itu, ada juga fenomena kulminasi yang terkait dengan ekuinoks. Kulminasi terjadi ketika Matahari berada pada posisi paling tinggi di langit. Ketika deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomena ini disebut Kulminasi Utama.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa kulminasi utama terjadi ketika Matahari tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Hal ini membuat bayangan benda-benda tegak menjadi ‘menghilang’ karena mereka sejajar dengan benda itu sendiri.
“Oleh karena itu, hari kulminasi utama juga disebut sebagai hari tanpa bayangan,” kata BMKG.
Kulminasi utama terjadi selama 44 hari dalam dua gelombang per tahun. Gelombang pertama berlangsung dari 20 Februari hingga 5 April, sementara gelombang kedua terjadi dari 8 September hingga 22 Oktober.