Total limbah yang akan dibuang hingga Maret 2023 diperkirakan mencapai hampir 34.000 ton. Keputusan ini mendapat banyak penentangan dari berbagai negara, dengan puluhan ribu orang menggelar protes menentang pembuangan tersebut.
Peneliti nuklir dari Greenpeace Asia Timur, Shaun Burnie, menegaskan bahwa keputusan Jepang lebih didorong oleh pertimbangan politik daripada kepedulian terhadap lingkungan.
Baca juga : Kembali Muncul Penjualan Pulau di Indonesia, Kepulauan Mentawai
Bahkan, meskipun banyak negara menentang tindakan ini, sekutu Jepang, termasuk AS dan Anggota G7, mendukung keputusan tersebut.
”Jepang gagal melindungi bangsanya, khususnya nelayan dan orang orang yang hidup dari laut. Jepang juga mengecewakan bangsa-bangsa di Pasifik,” kata Burnie.