JENGGALA.ID – Busana Badui hasil produksi pelaku usaha micro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Lebak banyak diminati kalangan muda, karena memiliki nilai etnik warna tradisional dan alami.
“Kita sudah 10 tahun menggeluti busana Badui dan hingga kini masih bertahan,” kata Rika (40) seorang pelaku UMKM khas Badui saat mengikuti pameran pembangunan Kabupaten Lebak, di Rangkasbitung, Banten, Jumat (29/9/2023).
Produksi busana khas Badui itu mulai pakaian pangsi atau pakaian kampret, pakaian batik dan pakaian kebaya.
Selama ini, pakaian khas Badui itu didesain sendiri dengan peralatan mesin jahit konveksi. Para pekerja bisa memproduksi hingga ratusan unit pakaian busana per bulan.
Kebanyakan konsumennya itu dari kalangan muda dengan alasan pakaian khas Badui memiliki makna tradisional dan alami karena warnanya didominasi biru dan hitam.