Selain itu, dari perekonomian Amerika Serikat (AS), yang mana yield US Treasury note 10 year kembali menguat ke 4,9 persen, serta sikap hawkish The Federal Reserve (The Fed) setelah adanya rilis data penjualan retail yang menguat.
“Selain itu, dari China, investor juga mencermati perkembangan perekonomian di sana setelah Gross Domestic Product (GDP) China secara tahunan yang terkontraksi dan dikhawatirkan perekonomiannya akan cenderung stagnan,” ujar Didit.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi China pada kuartal III-2023 sebesar 4,9 persen year on year (yoy), atau di atas perkiraan konsensus 4,4 persen, namun lebih rendah dari kuartal sebelumnya 6,3 persen yoy (low based pada kuartal II 2022 akibat lockdown di kota besar China).
Sementara itu, dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) pada siang ini akan menentukan suku bunga acuannya BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang diperkirakan akan ditahan di level 5,75 persen.