Menurut Indah, umat Islam di Kabupaten yang berjuluk Bumi Lamaranginang terkhusus Indonesia memiliki pilihan politik yang berbeda-beda. Sehingga materi khotbah yang bernuansa politik akan merusak suasans di hari Iduadha tersebut.
“Sebab di dalam jamaah kita itu warna politiknya macam-macam sehingga jangan sampai khotbah itu dijadikan ajang penyampaian politik praktis. Kalau tidak, itu nanti bisa merusak suasana,” ujarnya.
Bupati Luwu Utara itu berharap, momentum Iduladha 1445/2024 dijadikan momentum dalam membangun suasana kebangsaan yang lebih baik lagi kedepan.
“Mudah-mudahan Iduladha kali ini di Bumi Lamaranginang memang benar-benar kita jadikan momentum untuk membangun suasana yang lebih baik lagi,” pesannya.
Pewarta: Yustus