“Kalau Bulog terus dengan pola lama, petani tidak akan pernah berpikir untuk jual gabah ke mereka. Pemerintah pusat sudah dorong penyederhanaan birokrasi, Bulog harusnya ikut,” tegasnya.
Yustus menambahkan, penyederhanaan sistem dan pendekatan langsung ke petani adalah kunci untuk meningkatkan serapan gabah nasional.
Ia mendesak agar Bulog segera turun ke lapangan, menjemput bola, dan memberikan kepastian harga serta sistem pembayaran yang jelas.
Dengan harga gabah yang fluktuatif dan beban produksi yang tinggi, petani membutuhkan kepastian dan dukungan dari lembaga resmi seperti Bulog. Jika birokrasi masih jadi penghalang, maka cita-cita mewujudkan swasembada pangan akan sulit dicapai.
Petani di Luwu Utara berharap, suara mereka didengar oleh pemerintah pusat dan Bulog segera melakukan evaluasi sistem agar ke depan hasil panen petani benar-benar terserap dengan baik oleh negara.