“Kami mendorong anggota untuk selalu mengecek keabsahan informasi dengan menghubungi langsung kantor layanan CUMK terdekat. Jangan pernah tergoda oleh iming-iming hadiah, investasi, atau klaim palsu lainnya,” lanjut Elieser.
Selain itu, ia juga menyoroti risiko penggunaan jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman, yang dapat menjadi pintu masuk bagi malware pencuri data.
Ia mengimbau agar anggota tidak sembarang membuka tautan dari sumber tak dikenal, serta selalu memperhatikan keamanan siber, termasuk penggunaan VPN dan update perangkat.
Berikut ini beberapa modifikasi penipuan yang belakangan marak dan patut diwaspadai oleh anggota CUMK:
- Phishing Email/SMS: Meniru email atau pesan resmi CUSS yang mengarahkan ke tautan palsu.
- Telepon Palsu: Mengaku sebagai petugas CUSS dan meminta verifikasi data.
- Situs Web Tiruan: Menyerupai website resmi CUMK untuk mencuri informasi pengguna.
- Surat Resmi Palsu: Menggunakan logo dan kop surat CUMK untuk memanipulasi korban.
- Modus Investasi & Lotere Palsu: Menawarkan keuntungan instan atau hadiah fiktif.
- Social Engineering: Teknik manipulasi psikologis agar korban menyerahkan data pribadi.
Elieser kembali menegaskan bahwa, satu-satunya cara aman untuk mendapatkan informasi terkait layanan CUMK adalah dengan datang langsung ke kantor resmi atau menghubungi kontak yang sudah diverifikasi