Jika ditelaah kaitan dengan dampak lingkungan ke penutupan Safari hutan, Dadi menilai jika jalur Safari hutan itu tidak membuka jalur baru di hutan.
“Bisa dilihat di peta, kita menggunakan jalur resmi di kawasan dalam hutan dan ada di peta sejak jaman Belanda,” tegas Dadi.
Terpisah, Asper Perhutani Lembang, Santo menjelaskan bahwa penutupan ini sesuai arahan pimpinan.
“Kami selaku pihak Perhutani memahami apa yang jadi keluhan masyarakat yang tergabung dalam komunitas Safari hutan, dan pedagang di kawasan hutan Lembang, namun kami harus melakukannya sesuai instruksi pimpinan kami, ” jelas Santo.
Ditambahkan Santo, bahwa penutupan wisata Safari hutan dan jalur off road berlaku sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
“Penutupan ini juga sudah dikomunikasikan dengan LMDH (lembaga masyarakat desa hutan), komunitas, dan warga sekitar hutan, ” pungkas Santo.***