Phishing dan Social Engineering: Lazarus menyamar sebagai investor atau perusahaan teknologi untuk mengelabui target mereka.
Malware dan Trojan: Mereka mengembangkan malware yang dapat mencuri kredensial login dan data dompet digital.
Eksploitasi Smart Contract: Dengan memanfaatkan kelemahan dalam kode smart contract, mereka bisa mengambil alih transaksi aset digital.
Serangan Terbesar Lazarus Group di Dunia Kripto
Salah satu kasus hacker Lazarus Group terbesar terjadi pada 2022 ketika mereka meretas Ronin Network, jaringan yang digunakan oleh game Axie Infinity. Dalam serangan ini, mereka mencuri lebih dari $600 juta dalam bentuk ETH dan USDC. Serangan ini mengguncang dunia kripto dan menyoroti kelemahan dalam keamanan blockchain.
Pada 2025, Lazarus kembali melakukan aksi besar dengan meretas Bybit, salah satu bursa kripto terbesar. Dengan teknik phishing tingkat lanjut dan eksploitasi sistem keamanan, mereka mencuri sekitar $1,4 miliar dalam ETH. Dana ini kemudian dicuci melalui crypto mixers dan cross-chain swaps untuk menghilangkan jejak transaksi.
Dampak Global dan Ancaman Keamanan di Masa Depan
Serangan Lazarus Group menyebabkan kerugian miliaran dolar dan menurunkan tingkat kepercayaan terhadap keamanan platform kripto. Laporan dari PBB mengungkapkan bahwa hasil peretasan digunakan untuk mendanai program nuklir Korea Utara, yang semakin meningkatkan ketegangan geopolitik global.