Respon selanjutnya dari Gebyta Ridwani, mahasiswi jurusan Arsitektur dari Universitas Komputer Indonesia asal Laranatuka, Flores Timur, NTT juga mengungkapkan kesedihannya saat Semana Santa harus dihentikan selama tiga tahun lalu karena Corona.
“Sebenarnya sedih sih, karena itu ciri khas dan tradisi daerah Larantuka. Apalagi Larantuka itu kota paling sakral di NTT. Tapi karena waktu itu ada corona, ya mau nggak mau harus ikuti anjuran pemerintah.,” ,tuturnya.
Banyak yang memposting ritual demi ritual dalam Prosesi Semana Santa 2023,
“Kangen banget, jadi pengen pulang. Apalagi kalau lihat postingan orang-orang yang bisa ikut (prosesi semana santa) di tahun ini. Pengen punya kesempatan buat ikut lagi.,” , ungkapnya.
Gebyta pun berharap,
“Semoga kesakralan semana santa tetap terjaga, dan semoga tradisi ini tetap dilakukan setiap tahunnya.”, tuturnya. (Salsa Bellen)