SULSEL, JENGGALA.id – Dalam sebuah kompetisi, wajar jika masing-masing pihak menunjukkan kehebatan dengan maksud menjatuhkan mental lawan. Tapi hasil akan dibuktikan bila pertandingan telah usai. Dalam hal pemilihan pemimpin dalam setiap pemilu, pilkada dan tidak bisa disamakan dengan sebuah pertandingan karena resiko sangat mahal dan waktu sangat panjang. Bila dibiarkan maka dampak resiko ini ada pada rakyat, bangsa dan negara. Seperti halnya, hiruk pikuk Pilkada Toraja Utara kian hari panas, berbagai cara dilakukan oleh oknum-oknum tertentu atau elit politik menyebarkan informasi yang tak sesuai koridor guna memenangkan calonnya di kontestasi Pilkada Toraja Utara (Torut) Sulawesi Selatan (Sulsel), inilah dinamika politik. Hal tersebut disampaikan Pither Ponda Barany, SH. MH sang pengacara pada media ini via whatsapp, Senin 16 September 2024.<!--nextpage--> Dia mengajak, marilah kita bersama-sama menciptakan pilkada ini dengan rasa kasih, jangan saling menjatuhkan." Ingat sudah banyak kita belajar, dan saat ini bangsa kita masih dalam proses berobat jalan, untuk sembuh dari berbagai penyakit kronis seperti korupsi, kemiskinan dan kebodohan serta kita belum punya sistem pemilihan pemimpin yang baku yang bisa diterima oleh seluruh rakyat terutama di Bumi Pong Tiku julukan Kabupaten Toraja Utara," sebutnya. “ Piter sang pengacara dan Tommy Tiranda jurnalis senior menekankan bahwa, politik itu bagaimana alogaritmanya tergantung kita serta bagaimana menyikapinya dengan bijak,” ujarnya. Terbukti sekarang ketika pilkada tiba, semua calon pemimpin berebut hati rakyat dengan berbagai kalimat-kalimat yang indah, tapi bila sudah selesai pilkada atau pemilu semua lupa pada janji dan menjauh dari rakyat.<!--nextpage--> “Mari kita bergumul dan memikirkan, jangan sampai kita dimanfaatkan demi kepentingan pribadi oleh oknum tertentu. Mari kita membawa perdamaian. Sejatinya pemilih cerdas dan bijak itulah manusia berhati mulia,” pesannya. Pither menambahkan bahwa, bagaimana seharusnya kalau mau jadi pemimpin? syarat utamanya adalah menanamkan kepercayaan terhadap rakyat dan selanjutnya mampu mengemban kepercayaan itu. " Selanjutnya, dengan kondisi daerah kita marilah kita saling membantu dan jangan saling menjatuhkan demi mendapatkan suara banyak." Berpolitiklah dengan menggunakan etika, kalau mau jadi pemimpin yang dikenang, maka jadilah politikus yang menggunakan etika, sopan, dan bermoral, kalau terpilih nantinya maka jadilah negarawan yang berbudi luhur," pesan Pither.<!--nextpage--> ** Yustus