Di daerah tersebut bekerja sama dengan para guru untuk melakukan seleksi mana anak-anak yang pintar untuk mengikuti seleksi di Pasim.
“Setelah mereka lulus test dengan IPK minimal 3,25, semua kebutuhannya kami bayar mulai dari uang saku, uang makan hingga asrama ketika di Bandung. Setelah mereka bekerja mereka harus menginfaq-an 20 persen gajinya, dari infaq mereka hasilnya bisa terkumpul antara Rp200 juta perbulan yang bisa digunakan untuk membiayai pendidikan adik-adiknya. Program tersebut sudah saya lakukan sejak tahun 2002,“ katanya.***