“Belajar membatik jadi bagian penting persiapan saya. Saya suka batik Toraja, dan sering memperkenalkannya lewat media sosial. Di ajang nasional, saya ingin memperlihatkan keunikan batik dari Sulsel,” jelas Injilia.
Baginya, batik adalah warisan budaya yang tidak boleh hilang. Ia berharap bisa membawa batik lokal Sulsel khusus Toraja agar semakin dikenal masyarakat Indonesia.
Sementara Kepala Unit Penyelenggara Tehnis (UPT) SMA Negeri 2 Torut AS Parassa mengatakan bahwa, kompetisi nasional ini memiliki standar penilaian yang ketat.
“Kriteria untuk Puteri Batik di tingkat nasional meliputi aspek advokasi yang dibawa peserta, kemampuan public speaking, serta penguasaan pengetahuan umum tentang kebudayaan, pariwisata, lingkungan, dan aspek penting lainnya. Tidak kalah penting, kemampuan catwalk serta hasil photoshoot juga menjadi bagian dari penilaian utama,” terangnya.





