Jenggala.id – Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap memburuknya konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang terus menelan korban jiwa, terutama dari kalangan sipil. Ia menyoroti dampak serius yang dialami kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak.
“Yang paling menderita akibat perang seperti ini adalah warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak. Karena itu, saya mendorong kedua belah pihak untuk segera menghentikan eskalasi dan mengupayakan solusi damai,” ujar Puan di Jakarta, Rabu (25/6/2025).
Politisi PDI Perjuangan ini mengimbau agar Iran dan Israel dapat menahan diri dan tidak saling melanjutkan serangan yang hanya akan memperpanjang penderitaan masyarakat sipil di kedua negara.
Tak hanya kepada Iran dan Israel, Puan juga mengajak negara-negara lain untuk tidak memperkeruh konflik. Ia menilai, campur tangan yang bersifat provokatif justru bisa memperbesar skala perang dan memperburuk kondisi kemanusiaan.
“Negara-negara lain hendaknya berperan aktif mendorong penyelesaian konflik secara diplomatik, bukan malah mengambil langkah-langkah yang memanaskan situasi,” tegasnya.
Dalam konteks ini, Puan menegaskan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif tetap relevan. Menurutnya, Indonesia tetap konsisten mendorong penyelesaian damai atas konflik internasional, termasuk dalam kasus Iran-Israel.
“Prinsip politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif, dan ini penting untuk memastikan kita tidak berpihak, namun tetap aktif menyuarakan perdamaian,” jelasnya.
Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali memanas setelah pada 13 Juni 2025, Israel meluncurkan serangan rudal besar-besaran ke wilayah Iran, dengan alasan adanya dugaan program nuklir militer rahasia yang dijalankan Teheran.
Sebagai respons, Iran membalas melalui “Operasi True Promise III”, dengan menargetkan sejumlah lokasi strategis di Israel pada hari yang sama. Situasi semakin rumit ketika pada 22 Juni, Amerika Serikat ikut terlibat langsung dengan menggempur tiga fasilitas nuklir utama Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Keterlibatan langsung AS dinilai telah memperluas konflik dan menambah kompleksitas geopolitik di kawasan tersebut. Puan pun berharap, semua pihak bisa menahan diri agar korban jiwa tidak terus berjatuhan.
“Gencatan senjata harus segera diupayakan agar tragedi kemanusiaan ini tidak semakin parah,” tutup Puan.