Sementara sepanjang 2022, hanya ada 34 badak yang tertangkap kamera, dan data KLHK sendiri menyebut jumlah populasi badak mencapai 77 ekor.
Namun menurut Riszki, adanya perbedaan dalam penentuan angka populasi badak adalah sesuatu yang sangat wajar.
Jumlah badak, dapat disebut berada pada kisaran tertentu, dan bukan pada angka pasti.
“Cuma, kalau kita lihat dari grafik, memang di 2019, 2020 dan 2022 itu gap antara individu yang terdeteksi, dengan jumlah individu yang dirilis, jaraknya sudah mulai makin jauh,” paparnya.
Perlu Evaluasi Keamanan
Direktur Auriga Nusantara, Timer Manurung mengusulkan adanya perbaikan secara menyeluruh terhadap perlindungan badak jawa dan TNUK.
“Jadi, sistem yang ada selama ini mesti diuji tuntas. Monitoring atau rhino protection program itu harus dicek secara mendasar, dievaluasi, termasuk sistem pengamanan yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon,” ujarnya.