Firman menuturkan, Bey yang menjabat sebagai Pj Gubernur tinggal melanjutkan program-program yang telah digagas oleh Ridwan Kamil tanpa membuat manuver ekstrem.
“Kan hanya melanjutkan dan mengoptimalkan saja. Jadi kuncinya ya tadi memaksimalkan birokasi,” tegasnya.
Firman menambahkan, TAP bentukan Ridwan Kamil sejauh ini tidak berjalan dengan mulus. Ada sejumlah dinamika yang menjadi pro dan kontra terkait urgensi kehadiran TAP.
Apalagi, komposisi TAP yang diisi oleh orang-orang dekat Ridwan Kamil juga telah menjadi rahasia umum.
“TAP itu kan alasan subjektif dari Gubernur, kedua juga orang -orang yang sangat dekat dengan gubernur komposisinya. Mereka punya privilege untuk komunikasi secara Shortcut,” ujarnya.
“Dalam banyak hal sinerginya terlihat, tapi dalam beberapa hal ada catatan, bagaimana TAP itu dengan birokrasi belum terlihat padu,” pungkasnya.***