Pertanian Vertikal China: Sawah Terbesar Menjulang ke Langit

Jenggala.id - Pertanian vertikal menjadi salah satu solusi yang diadopsi oleh negara-negara maju dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Tidak hanya efisien dalam penggunaan lahan, tetapi pertanian vertikal juga dianggap lebih ramah lingkungan dan dapat mempercepat produksi pangan. Baru-baru ini, Cina menjadi sorotan dunia karena berhasil menciptakan sawah vertikal terbesar di dunia. Sawah vertikal ini terletak di wilayah Jinan, ibu kota Provinsi Shandong, dan mencakup area seluas 13.500 meter persegi. Dalam satu gedung bertingkat, terdapat 11 lantai yang digunakan untuk menanam berbagai jenis sayuran, seperti kubis, tomat, dan bayam. Konstruksi gedung ini terbuat dari bahan-bahan ramah lingkungan dan dilengkapi dengan sistem pengolahan air sehingga penggunaannya dapat dioptimalkan. Baca juga : Ono Surono Dorong Produktivitas Pertanian dan Kehutanan di Cianjur Tidak hanya itu, sistem pengairan yang digunakan juga sangat efisien. Sawah vertikal ini menggunakan teknologi irigasi tetes yang memungkinkan air dan nutrisi tersedia secara merata untuk tanaman. Selain itu, para petani di sawah vertikal ini juga menggunakan pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia agar hasil panen lebih sehat dan lebih aman dikonsumsi. Dengan menggunakan teknologi modern dan pengolahan yang baik, produksi pangan di sawah vertikal ini dapat mencapai 300 ton sayuran per tahun. Selain itu, penggunaan lahan yang efisien dan minim ruang membuat sawah vertikal menjadi solusi yang menarik bagi daerah perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan pertanian. Baca juga : Sungai Kuning China Menyimpan Banyak Kekayaan Pemerintah Cina melihat potensi besar dari pertanian vertikal ini dan telah membangun beberapa sawah vertikal di seluruh negeri. Salah satu contohnya adalah gedung bertingkat empat di wilayah Tangshan, Provinsi Hebei, yang digunakan untuk menanam stroberi dan bayam. Dalam jangka panjang, pertanian vertikal dapat menjadi solusi yang menarik dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin meningkat. Selain itu, pertanian vertikal juga dapat menjadi industri yang menjanjikan bagi negara-negara yang memiliki teknologi dan kemampuan dalam mengembangkannya. Baca juga : Buah Ciplukan yang Banyak Manfaat Namun, masih ada tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan pertanian vertikal. Salah satunya adalah masalah biaya yang cukup besar dalam pembangunan dan pemeliharaan gedung bertingkat. Selain itu, pemilihan varietas tanaman dan pengelolaan hama dan penyakit tanaman juga menjadi hal yang perlu diperhatikan agar produksi pangan tetap terjaga. Kendati demikian, pertanian vertikal dapat menjadi solusi yang menjanjikan bagi masa depan pertanian. Terutama bagi negara-negara yang memiliki keterbatasan lahan pertanian, pertanian vertikal dapat menjadi alternatif yang menarik untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Pertanian vertikal juga dapat mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia, sehingga menghasilkan produk pertanian yang lebih sehat dan lebih aman dikonsumsi. Dalam jangka panjang, pertanian vertikal juga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan. Dengan penggunaan teknologi pertanian yang lebih efisien, seperti sistem pengolahan air dan penggunaan pupuk organik, pertanian vertikal dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan limbah pertanian yang merusak lingkungan. Selain itu, pertanian vertikal juga dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan suatu negara. Dengan produksi pangan yang lebih cepat dan efisien, serta minimnya ketergantungan pada impor bahan pangan, suatu negara dapat mengurangi risiko krisis pangan dan meningkatkan keamanan pangan bagi penduduknya. Namun, meskipun pertanian vertikal menjanjikan banyak keuntungan, ada juga beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam pengembangannya. Baca juga : Rohadi Widodo Meninggal Dunia Karena Leukimia Salah satunya adalah biaya yang cukup besar dalam pembangunan dan pemeliharaan gedung bertingkat. Selain itu, keberhasilan produksi tanaman juga bergantung pada pengelolaan lingkungan dalam gedung bertingkat, seperti pengaturan suhu, cahaya, dan kelembaban yang tepat. Tantangan lain adalah penentuan varietas tanaman yang cocok untuk ditanam dalam pertanian vertikal. Beberapa jenis tanaman mungkin lebih cocok untuk tumbuh dalam lingkungan terbuka, sedangkan beberapa jenis tanaman lainnya membutuhkan kondisi yang lebih stabil dan dikontrol dalam pertanian vertikal. Pengelolaan hama dan penyakit tanaman juga menjadi tantangan yang perlu diatasi dalam pertanian vertikal. Dalam lingkungan tertutup, penyebaran hama dan penyakit tanaman dapat lebih cepat dan sulit dikendalikan. Oleh karena itu, penggunaan metode organik dan kontrol biologis perlu diterapkan secara intensif dalam pertanian vertikal. Meskipun ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam pengembangan pertanian vertikal, teknologi pertanian ini menawarkan potensi besar dalam memenuhi kebutuhan pangan dunia yang semakin meningkat, sambil mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara telah mulai mengembangkan pertanian vertikal sebagai solusi dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka. Diharapkan bahwa pengembangan pertanian vertikal akan terus berkembang dan semakin ditingkatkan untuk memberikan manfaat bagi manusia dan lingkungan.

Pertanian Vertikal China: Sawah Terbesar Menjulang ke Langit

Akses Menuju Stasiun Makin Mudah, Pengguna LRT Jabodebek di Stasiun Harjamukti Terus Naik

Alasan Gen Z dan Milenial Tertarik Investasi Emas

BeritaLainnya

Akses Menuju Stasiun Makin Mudah, Pengguna LRT Jabodebek di Stasiun Harjamukti Terus Naik

Alasan Gen Z dan Milenial Tertarik Investasi Emas

BSI Maslahat Salurkan Bantuan Kemanusiaan Untuk Penyintas Banjir Di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan

Produk Bebas Asap Berbasis Sains dan Teknologi: Kunci Sampoerna-PMI Hadirkan Produk Alternatif yang Lebih Baik

MAXY Academy Berkolaborasi di Workshop PTI 2025 Universitas Muhammadiyah Gresik: Kupas Personal Branding & AI untuk Generasi Digital

Lintasarta Perkuat Ekosistem Talenta Digital Bangsa

Mononatrium Glutamat: Zat Aditif Penguat Rasa yang Paling Banyak Digunakan dalam Makanan

Mengelola Stok Itu Ibarat Diet: Jangan Sampai Berlebihan!

Mengenal Negara Burundi yang Terhimpit Globalisasi

Berita Terkini

Recommended

Mengenal Sosok Sri Mulyani Punggawa Keuangan Indonesia

Satpol PP Cianjur Tertibkan Alat Peraga Kampanye

Taylor Swift Luncurkan Album Terbaru

Awas! Bawaslu Toraja Utara Sosialisasi Pengawasan Pilkada, Ancaman Pidana Menanti bagi Kalem dan Lurah yang Tidak Netral

Pertanian Vertikal China: Sawah Terbesar Menjulang ke Langit

BeritaTerkait

BeritaLainnya

Recommended