Tidak kalah pentingnya, alat yang digunakan harus selalu baru dan steril untuk mencegah paparan antarpasien. Tiga jenis alat yang umum digunakan sebagai mediator untuk pengaplikasian PRP adalah Vital Injector, Airmeso, dan Microneedling. Jarum yang digunakan harus selalu baru dan sekali pakai untuk setiap pasien. Langkah ini dimaksudkan untuk mencegah risiko kontaminasi dari pasien lain. Selain itu, asepsis dan antisepsis dilakukan sebelum tindakan untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
dr. Dara Ayuningtyas menambahkan, “Selain itu, tabung yang digunakan untuk menampung darah harus diberi label nama sesuai identitas pasien untuk mencegah tertukarnya tabung. Di ZAP Clinic, kami sangat ketat dalam mengikuti prosedur ini untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pasien.”
Pilih Klinik yang Terpercaya dan Berizin Resmi
Belajar dari kasus yang terjadi di Amerika Serikat, memilih klinik yang berizin resmi menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Penting bagi pelanggan untuk melakukan riset sebelum memilih klinik. Periksa kredibilitas klinik melalui testimoni pelanggan sebelumnya atau ulasan online. Pastikan klinik tersebut memiliki izin operasional yang sah dari Dinas Kesehatan setempat untuk menjamin bahwa prosedur yang dilakukan sesuai dengan standar kesehatan dan keamanan yang ditetapkan. Selain itu, produk dan obat yang digunakan juga harus tersertifikasi oleh BPOM untuk memastikan keamanan pelanggan. Tenaga medis yang menangani pasien wajib memiliki kualifikasi dan sertifikasi yang memadai untuk melakukan prosedur PRP.
Pantau dan Jaga Kebersihan Setelah Perawatan
Perawatan PRP tidak hanya memerlukan perhatian selama prosedur, tetapi juga setelahnya. Pasien harus menjaga kebersihan area yang telah dirawat dan mengikuti instruksi dokter untuk menghindari infeksi atau komplikasi lainnya. Hindari paparan sinar matahari langsung dan penggunaan produk skincare yang tidak dianjurkan oleh dokter.