“Awalnya kita mencoba dengan memilah dan memilih sampah organik dan nonorganik kemudian kita pilah sampah-sampah yang layak jual untuk di berikan ke bank sampah, dari situlah kelompok berkembang, bahkan sampai kekurangan stok sampah, maka dari itu kami membuat program Kampung Kurang Sampah yang sudah berjalan dua tahun,” paparnya.
Ia berharap, program ini akan terus berkembang, bisa diikuti desa-desa lainnya sebagai upaya menekan produksi sampah.
“Karena bagi Kelompok kami, sampah sudah menjadi salah satu komoditi ekonomi, harapannya daerah lain juga bisa mengikuti sebagai upaya menjaga lingkungan dan mengurangi produksi sampah ke TPA,” tukasnya.***