Hasto juga mengacu pada pernyataan beberapa tokoh, seperti Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi, dan lainnya, bersama dengan para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi, dan gerakan masyarakat sipil. Mereka akhirnya merasa perlu untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Hasto menambahkan bahwa situasi saat ini, di mana putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden di kubu lawan, dianggap sebagai tindakan melanggar konstitusi atau “pembangkangan politik.” Hasto juga menyoroti rekayasa hukum yang mungkin terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK).
Dia mencatat bahwa beberapa ketua umum partai politik merasa tekanan politik yang kuat, dan ada yang mengatakan bahwa mereka hanya memiliki pengaruh sebentar. Situasi ini dipandang sebagai bentuk “pembangkangan politik” terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia.