Panji menggarisbawahi bahwa pemahaman yang mendalam tentang apa yang perlu diamankan dan di mana risiko terletak adalah langkah awal dalam mengamankan data. Tingkat risiko akan menentukan sejauh mana tingkat kesesuaian dan investasi dalam keamanan siber yang dibutuhkan. Ini adalah proses yang berkelanjutan, dan terkadang investasi yang ada tidak mencukupi atau kesadaran tentang risiko tidak mencapai tingkat yang diperlukan.
Panji juga mencatat bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi alat penting dalam mencegah kebocoran data. Beberapa perusahaan teknologi telah menggunakan AI untuk menganalisis perilaku pengguna, mengidentifikasi tindakan yang mencurigakan, dan memberikan peringatan dini. AI membantu membuat sistem lebih cerdas dan mampu mengenali pola-pola tersembunyi dalam aktivitas pengguna, tetapi penting untuk diingat bahwa keberhasilan bukan hanya tergantung pada teknologi, tetapi juga pada perilaku pengguna.