JENGGALA.ID – BANDUNG. Mikroplastik tak hanya mengancam sungai dan lautan, tetapi juga makhluk hidup dan daratan.
Berawal dari perilaku membuang sampah plastik sembarangan dan dibiarkan, ditambah adanya unsur-unsur alam, seperti radiasi matahari, angin, arus air, atau hujan, mengakibatkan plastik akan terpecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, terurai seiring waktu tak kasat mata.
Mikroplastik sangat berbahaya karena memiliki kandungan bahan kimia yang bersifat toksik dan karsinogenik. Pencemarannya telah memberikan dampak buruk, tak hanya bagi lingkungan, tetapi juga makhluk hidup.
Menurut National Geography, benda ini didefinisikan sebagai plastik yang memiliki diameter kurang dari lima milimeter, lebih kecil dari sebutir beras.
Terdapat dua kategori mikroplastik primer dan sekunder. Mikroplastik primer adalah partikel-partikel kecil yang didesain untuk penggunaan komersial, seperti dalam produk kosmetik, serta serat-serat mikro yang terlepas dari pakaian dan tekstil lainnya, seperti jaring ikan.