“Tahun depan kami akan tingkatkan lagi. Per unit itu sekitar Rp13 miliar-Rp15 miliar. Dari delapan itu masih dalam proses, diharapkan akhir tahun ada yang jadi,” ujarnya lagi.
Dari delapan rumah produksi bersama tahap awal tersebut, Teten mengungkapkan salah satunya adalah di Garut yang merupakan rumah produksi bersama untuk produk fashion dari kulit, agar dapat menghasilkan produk yang sekelas dengan produk buatan Italia.
Periode berikutnya, Teten menyinggung akan juga membangun rumah produksi bersama di Cibaduyut dalam sektor sepatu.
“Jadi masing-masing daerah berbeda-beda potensinya dan ini bagian dari upaya kami untuk menyiapkan UMKM-nya produknya berkualitas lebih variatif punya daya saing global,” katanya pula. Teten mengatakan bahwa hilirisasi dengan rumah produksi ini juga menjadi penting dalam menyiapkan Indonesia sebagai negara maju di tahun 2045, karena bisa memungkinkan para pelaku UMKM mengembangkan kapasitas usahanya, naik kelas.