1. Teknik pengelolaan limbah dan 3R (reduce, reuse, recycle);
2. Pengintegrasian prinsip keberlanjutan ke dalam struktur organisasi dan pelatihan karyawan;
3. Pelaksanaan kampanye edukasi lingkungan dan restorasi ekologis (khususnya mangrove).
CEO LindungiHutan, Miftachur “Ben” Robani, mengatakan, “Pelatihan ini dirancang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan CSR, tetapi untuk menyemai budaya hijau dalam organisasi. Ketika setiap level memahami implikasi ekologis aksi mereka, CSR akan menjadi bagian dari strategi jangka panjang.”
Dengan menghadirkan training dan edukasi yang menyasar ekosistem pengetahuan dan keterampilan, LindungiHutan berharap lebih banyak perusahaan dapat mengadopsi model CSR yang inklusif, transparan, dan berdampak nyata, bukan sekadar formalitas.