JENGGALA.ID – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS sehubungan sentimen terhadap aset berisiko terlihat masih negatif karena pasar masih memantau perkembangan di Timur Tengah.
“Dolar AS terkoreksi terhadap major currency pada perdagangan kemarin dan indeks dolar berada di 105.60 pagi ini dari sebelumnya di atas 106. (Hal ini) seiring dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang sedikit menurun, yield obligasi Tenor 10 tahun bergerak di sekitar 4,86 persen pagi ini, sebelumnya di sekitar 4,99 persen. Serangan darat Israel yang ditunda mungkin membantu menurunkan kekhawatiran pasar,” ujar dia dikutip dari Antara, Selasa (24/10/2023).
Ia mengatakan, sentimen terhadap aset berisiko pada Selasa pagi ini terlihat masih negatif karena pasar masih memantau perkembangan di Timur Tengah. Sebagian indeks saham Asia masih bergerak negatif, seperti Nikkei, Hangseng, dan Kospi.