Dalam hal ini, aktivis bisa berasal dari siswa yang aktif dalam kegiatan organisasi di sekolah seperti OSIS, Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR) dan sebagainya.
Nantinya, para Duta Bahasa dan aktivis sekolah saling bertukar pengalaman maupun membuat program krida bahasa yang mencakup tiga program prioritas Badan Bahasa dan ditayangkan melalui media sosial.
Tiga program prioritas Badan Bahasa meliputi literasi, perlindungan bahasa dan sastra daerah, serta internasionalisasi Bahasa Indonesia.
Masing-masing dari 31 provinsi diberi tugas membuat minimal 10 konten untuk masing-masing program prioritas Badan Bahasa sehingga ada 30 konten dari setiap provinsi dan akan tayang pada media sosial para Duta Bahasa dalam satu tahun.
Aziz menuturkan para Duta Bahasa pun akan menerima insentif terhadap setiap karya yang berhasil mereka ciptakan dan sebarluaskan kepada masyarakat melalui media sosial.