Menurutnya, istana bukanlah simbol feodalisme, melainkan penjaga budaya dan identitas masyarakat.
Arahan YM Datu Luwu XL juga menyoroti pentingnya nilai-nilai budaya sebagai identitas bangsa.
Ia mengingatkan bahwa tanpa pijakan pada adat dan budaya, sebuah bangsa akan kehilangan jati diri. Jepang, Cina, dan Korea disebut sebagai contoh negara modern yang tetap berpegang pada tradisi leluhur.
Lebih jauh, YM Datu Luwu menekankan bahwa di Sulawesi Selatan, identitas budaya bertumpu pada nilai Siri, Lempu, Getteng, Ada Tongeng, Macca, dan Warani.
Nilai-nilai ini, katanya, hanya dapat hidup jika ditopang oleh hadirnya figur-figur panutan sebagai teladan.
Dalam arahannya, YM Datu Luwu juga menyinggung kondisi bangsa yang dinilai memprihatinkan akibat maraknya praktik korupsi di berbagai lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, hingga lembaga benteng demokrasi seperti MK dan KPK.













