Contohnya, ketika seorang prospek mengisi formulir atau mengunjungi situs web perusahaan, sistem otomatis dapat mengidentifikasi dan menilai kualifikasi lead berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Setelah itu, prospek otomatis ditugaskan ke sales untuk di-follow-up. Ini mempercepat respons terhadap prospek dan meningkatkan konversi menjadi pelanggan.
Sistem juga dapat mengirimkan pengingat follow-up secara otomatis, memastikan tidak ada lead yang terabaikan dan meningkatkan peluang penjualan.
2. Pekerjaan Tim Layanan Pelanggan (Dengan CRM Customer Service)
Di departemen customer service (CS), workflow automation dapat mengubah cara bisnis berinteraksi dengan pelanggan.
Agen CS dapat kewalahan dengan volume permintaan yang tinggi sehingga menyebabkan pelayanan lama dan kepuasan pelanggan menurun.