Tidak hanya itu, langkah Arab Saudi yang menaikkan harga minyak mentah ke Asia untuk bulan Februari, setelah tiga bulan berturut-turut menurunkan harga, menjadi indikator kuat bahwa pasar minyak Timur Tengah semakin ketat. Cuaca dingin yang melanda AS dan Eropa juga meningkatkan permintaan untuk minyak pemanas, memberikan dukungan tambahan terhadap harga minyak global.
Meskipun tren penguatan harga terlihat jelas, ada beberapa faktor yang menahan potensi kenaikan lebih lanjut. Data inflasi zona euro yang lebih tinggi, terutama di Jerman, memunculkan kekhawatiran bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin tidak dapat memangkas suku bunga secepat yang diharapkan. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif pada sentimen pasar minyak.
Selain itu, indikator teknikal menunjukkan bahwa minyak berada di wilayah jenuh beli (overbought), yang dapat memicu aksi ambil untung oleh pelaku pasar. Menurut Harry Tchilinguirian, kepala penelitian di Onyx Capital Group, aksi jual ini berpotensi membatasi kenaikan harga minyak lebih jauh.