Tidak hanya sebatas menggema, gajah-gajah juga menghasilkan “lagu” yang terdiri dari nada infrasonik, beresonansi pada frekuensi yang terlalu rendah bagi telinga manusia untuk mendengar—di bawah 20 Hertz. Getaran subsonik ini dapat berjalan jarak yang menakjubkan, mencakup hingga 10 kilometer (6,6 mil) melalui udara dan bahkan lebih jauh melalui tanah, memfasilitasi komunikasi jarak jauh bagi gajah-gajah.
Legenda tentang gajah-gajah yang meminum buah-buahan yang difermentasi untuk merasakan mabuk telah bertahan selama berabad-abad. Lama disambut dengan skeptisisme, cerita-cerita ini membingungkan para ilmuwan karena kesulitan memahami praktik konsumsi semacam itu.
Namun, penemuan-penemuan baru-baru ini mengindikasikan bahwa gajah-gajah mungkin kesulitan dalam pemecahan alkohol, mungkin akibat mutasi genetik. Akibatnya, kapasitas mereka dalam mengatasi alkohol tampak terbatas.