Yang lebih menarik, munculnya pengamat politik baru yang menghiasi rilis berita di media yang menunjukan ketidaknetralan dan cenderung memihak.
Sehingga hasil kajiannya berdasarkan informasi yang terbatas, dan berdampak merugikan pihak lain. Dengan demikian, sulit membedakan antara pengamat politik dengan tim sukses dalam rangka membangun opini publik.
Demikian halnya dinamika politik yang terjadi di Kota Cimahi. Dari sejak awal berbagai pihak sudah memprediksi akan kehadiran dua figur penting sebagai kandidat Walikota Cimahi, yaitu Dikdik Suratno Nugrahawan (Sekda Cimahi, & mantan Penjabat Walikota Cimahi, dan Ngatiyana, mantan Wakil Walikota/Walikota Cimahi).
Dengan demikian, apabila kedua pihak menjadi kompetitor bertarung untuk meraih jabatan Walikota Cimahi, maka dapat dianalogikan sebagai “duel EL clasico”, yang membuat masyarakat bergairah dalam menentukan pilihannya.