Yakni, kata dia, ke beberapa daerah seperti di Kelurahan Cibeber, Kelurahan Leuwigajah dan Kelurahan Cipageran yang dilaporkan mengalami kesulitan air bersih dan rutin dipasok air bersih menggunakan mobil tanki setiap pekan.
“Laporan yang sudah masuk ke kita itu ada beberapa RT dan RW di tiga kelurahan sejak Juli sampai Agustus ini. Satu minggu itu kita rutin kirim dua kali, tidak dipungut biaya,” ujar Endang.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi mengungkapkan bahwa semua kelurahan di Cimahi memiliki titik yang berpotensi terdampak kekeringan dengan rata-rata berkategori sedang, berdasarkan hasil Kajian Risiko Bencana (KRB) yang dilakukan BPBD Cimahi tahun 2022 lalu.
Berdasarkan pemetaan, luas potensi bencana kekeringan di Kota Cimahi adalah sebesar 4.280,40 hektare, dengan kelurahan yang memiliki luas bahaya kekeringan tertinggi adalah Kelurahan Cipageran (620,28 hektare) dengan kelas tinggi, atau sekitar 14,49 persen dari total luas wilayah bahaya kekeringan.