“Kegiatan ini merupakan wujud nyata kolaborasi antar instansi dan komunitas pecinta kereta api dalam menumbuhkan budaya keselamatan di perlintasan sebidang KA. KAI berharap melalui sosialisasi ini, kesadaran masyarakat untuk berhenti serta melihat ke kiri dan kanan sebelum melintasi perlintasan sebidang semakin meningkat,” ujar Luqman Arif.
Sebelum kegiatan berlangsung, seluruh personel yang terlibat mengikuti safety briefing untuk memastikan seluruh prosedur keselamatan dipatuhi. Dalam pelaksanaannya, pengguna jalan diimbau untuk tidak menerobos palang pintu perlintasan, selalu mematuhi rambu lalu lintas, serta mengutamakan keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya.
Selain membentangkan spanduk berisi pesan keselamatan, personil juga memasang banner bertuliskan “STOP! Jangan Terobos Palang Pintu Perlintasan KA” serta larangan bermain di jalur rel sebagai upaya untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bahaya di sekitar jalur kereta api.
Luqman Arif juga mengingatkan seluruh pengguna jalan untuk mematuhi peraturan lalu lintas, khususnya saat akan melintasi perlintasan sebidang kereta api. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 114, yang menyatakan bahwa pada perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pengemudi kendaraan wajib: berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api mulai ditutup dan/atau terdapat isyarat lain; mendahulukan perjalanan kereta api; serta memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintas rel.