“Umumnya terperangkap pada lapisan sedimen yang berumur muda (kurang dari 10.000 tahun) dan muncul ke permukaan sebagai semburan biasanya akibat tertembusnya lapisan perangkap gas tersebut pada kedalaman tertentu,” kata dia.
Melihat kejadian serupa sebelumnya, ia memperkirakan bahwa semburan air bercampur gas tersebut tidak akan berlangsung lama sekira satu hingga dua bulan ke depan.
Hal itu disebutnya sangat memungkinkan berdasarkan kondisi geologi lokasi munculnya semburan yang berada pada Kipas Aluvium dan tersusun atas lempung, lanau, batu pasir, kerikil, dan kerakal.
“Batuan tersebut terbentuk oleh aktivitas sungai yang berasosiasi dengan rawa-rawa,” kata Wafid.
Badan Geologi melalui Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan berencana akan melakukan kunjungan lapangan pada lokasi semburan tersebut untuk melakukan pengukuran sifat kimia-fisika di lapangan dan analisis hidrokimia di laboratorium.