Wulandari menyatakan, “Masyarakat mengonsumsi daging dari tiga ekor sapi tersebut. Ketiganya sudah sakit dan mati sebelumnya.”
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul, Retno Widyastuti, menjelaskan bahwa pihaknya tidak menemukan adanya bangkai dari 12 ekor ternak yang terinfeksi antraks. Menurutnya, ada kemungkinan ternak-ternak tersebut telah dikonsumsi oleh warga.
“Kami tidak menemukan bangkai hewan tersebut. Kami melakukan pengujian pada tanah bekas pemotongan yang terkontaminasi darah hewan di laboratorium. Kemungkinan besar dagingnya sudah dikonsumsi. Sekali lagi, kami tidak menemukan bangkai hewan di sana,” jelas Retno.