Dilansir dari kumparan.com keputusan hubungan dan apa yang akan mereka lakukan saat kencan ditentukan oleh perempuan. Apakah hanya sekadar bercengkrama atau berhubungan seksual.
Karena wilayah kekuasaan ‘pondok cinta’ milik sang gadis, mereka diizinkan mengundang siapa pun untuk datang ke gubuk yang mereka tinggali.
Bahkan, para perempuan itu boleh memiliki lebih dari satu kekasih saja, selama masa periode seleksi mencari pasangan hidup.
Sebagai tamu, para pria tidak diperbolehkan agresif. Sebab, para pria Kreung telah diajarkan untuk memperlakukan para wanita dengan sopan dan terhormat.
Jika mereka melanggar aturan ini, maka akan ada sanksi adat yang harus diterima.
Bagi Suku Kreung, kata ‘perawan’ atau ‘pelacur’ bukan menjadi hal yang dianggap penting.