Menurut Kepala Sekolah SDN 58 Lengkese, Supriadi, makanan tiba di sekolah sekitar pukul 09.02 WITA, dan siswa mulai makan pada 09.30 WITA. Sekitar 30 menit setelah makan, beberapa siswa mulai mengeluh sakit perut, pusing, dan muntah-muntah.
“Menu yang disajikan adalah nasi, ikan, tahu, dan pisang. Beberapa sampel makanan sudah diambil untuk diuji di laboratorium guna memastikan penyebab keracunan,” ungkap Supriadi.
Sebagai langkah pencegahan, pihak berwenang menghentikan sementara program MBG di Takalar hingga hasil uji laboratorium keluar. Penghentian ini bertujuan untuk memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh para siswa agar kejadian serupa tidak terulang.
Kasus ini mendapat perhatian luas, mengingat program MBG bertujuan untuk meningkatkan gizi anak sekolah. Namun, kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan pihak sekolah.